BREAKING NEWS

Kapolres Halsel Dianggap Gagal Total, Tuntutan Pencopotan Mengguncang — DPRD Bungkam Seribu Bahasa


Halmahera Selatan
– Amarah publik terhadap institusi kepolisian di Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) memuncak. Aksi demonstrasi mahasiswa dan masyarakat yang digelar di pusat kota berujung ricuh setelah aparat kepolisian melakukan tindakan represif.


 Sejumlah massa aksi terkapar bersimbah luka akibat pukulan aparat, memicu gelombang kekecewaan dan desakan pencopotan Kapolres Halsel yang kian tak terbendung.


Para demonstran menilai, peristiwa ini menjadi bukti gagalnya Kapolres Halsel dalam memimpin, membina, dan mengendalikan bawahannya. Bukannya tampil sebagai pengayom dan pelindung masyarakat, aparat justru disebut menebar teror melalui kekerasan.


“Kapolres Halsel sudah gagal total! Kalau masih punya rasa malu, sebaiknya mundur. Jika tidak, Kapolda dan Mabes Polri wajib segera mencopotnya,” tegas salah satu orator aksi di tengah kerumunan massa.



Massa aksi juga menuding, demokrasi di Halsel telah dilecehkan. Mereka yang datang dengan niat menyuarakan keadilan justru diperlakukan sebagai ancaman.


“Kami datang dengan tangan kosong, tapi pulang dengan tubuh penuh luka. Ini bukti nyata, kepolisian Halsel sudah kehilangan wajah kemanusiaannya,” ungkap seorang mahasiswa korban pemukulan, dengan suara bergetar menahan emosi.


Sementara desakan pencopotan Kapolres terus menggema, DPRD Halsel justru memilih bungkam. Tidak satu pun pimpinan maupun anggota legislatif bersuara membela kepentingan rakyat atau menegur institusi kepolisian.


Sikap pasif DPRD menuai kritik tajam dari massa aksi. Mereka menilai wakil rakyat seharusnya berdiri di garda terdepan, bukan justru bersembunyi di balik kursi kekuasaan.

“DPRD Halsel sudah kehilangan keberpihakan. Mereka diam, seolah menutup mata atas penderitaan rakyat.


 Kalau begini, untuk apa ada DPRD?” sindir seorang orator dengan nada mengecam.

Tokoh masyarakat Halsel turut mengecam keras peristiwa ini. Menurut mereka, kegagalan Kapolres dan sikap bungkam DPRD adalah sinyal bahaya yang menandakan adanya krisis kepemimpinan di Halsel.


“Kepolisian gagal mengayomi, DPRD gagal bersuara, dan rakyat dibiarkan berjalan sendiri memperjuangkan haknya. Kondisi ini berpotensi memicu ledakan sosial yang lebih besar jika dibiarkan berlarut,” ujar seorang tokoh masyarakat setempat.



Hingga berita ini diturunkan, Polres Halsel belum memberikan keterangan resmi terkait jatuhnya korban luka, sementara DPRD Halsel masih memilih diam seribu bahasa. Tekanan publik terus meningkat, dan tuntutan pencopotan Kapolres Halsel semakin mengguncang.


Kini, publik menanti langkah nyata Kapolda, Mabes Polri, dan DPRD Halsel: apakah akan bertindak, atau justru terus bungkam dan membiarkan luka rakyat semakin dalam.


Tim redaksi Bacanpost


Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar