BREAKING NEWS

Harita Group Dianggap Lari dari Tanggung Jawab, Tolak Audiensi dengan BIM-MALUT



Jakarta
, 15 Mei 2025 – PT Harita Group kembali menunjukkan sikap tertutup terhadap kritik publik. Dalam aksi damai yang digelar Barisan Intelektual Muda Maluku Utara (BIM-MALUT) di depan kantor pusat perusahaan pada Selasa, 14 Mei 2025, tak satu pun perwakilan manajemen bersedia menerima massa aksi untuk berdialog atau menerima dokumen resmi.

Padahal, BIM-MALUT datang membawa maksud baik: menyerahkan kajian ilmiah yang memuat data dan hasil uji laboratorium terkait dugaan pencemaran lingkungan oleh PT Harita Nickel di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara. Kajian itu juga dilengkapi dengan landasan hukum dan indikasi pelanggaran terhadap Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

"Kami datang dengan niat baik, membawa data dan fakta ilmiah, bukan untuk membuat kerusuhan. Tapi apa yang kami dapatkan? Penolakan dan pengabaian. Ini menunjukkan ketakutan Harita Group terhadap kebenaran," tegas Koordinator Lapangan BIM-MALUT, Riswan.

Aksi yang berlangsung sejak siang hingga sore itu berjalan damai dan tertib. Namun, seluruh akses menuju kantor perusahaan dijaga ketat oleh aparat keamanan. Massa aksi dibiarkan berorasi di luar pagar besi, tanpa adanya upaya dari pihak perusahaan untuk membuka ruang dialog.


“Harita Group mengurung diri di balik tembok dan kaca, menutup telinga dari suara rakyat yang membawa bukti pencemaran. Ini bukan sikap profesional, ini pengecut,” teriak salah satu orator dalam aksi tersebut.


Bukti Ilmiah Ditolak, BIM-MALUT Siap Lanjutkan Tekanan


Menurut BIM-MALUT, dokumen yang hendak diserahkan berisi temuan kadar Kromium Heksavalen (Cr6) dalam air warga Pulau Obi yang melebihi ambang batas aman. Zat berbahaya ini dikenal bersifat karsinogenik dan dapat menyebabkan penyakit serius, termasuk kanker.

“Kalau mereka yakin tidak bersalah, seharusnya mereka terbuka menerima kami. Tapi yang terjadi justru sebaliknya: menutup pintu rapat-rapat. Ini membuktikan bahwa mereka tahu apa yang mereka lakukan salah,” tambah Riswan.

BIM-MALUT menegaskan bahwa perjuangan mereka belum selesai. Mereka akan melanjutkan kampanye nasional, memperluas tekanan publik, dan melibatkan lembaga-lembaga pengawasan lingkungan independen untuk mendorong akuntabilitas PT Harita Group.

Redaksi Bacanpost 

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar